Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh, Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghoust !
Catatan Kecil : 347 – KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, KOMINFOWA, TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE WA 082226668817
Posted by : Ahmad Dimyathi9 September 2015
Sri Wahyuningsih : Al faatihah
Suka · Balas ·
Ayoe Dewata : Mtrnwn tag nya pak yai mtrnwn jg njenengan sdh berknan memberikan wawasan buat kami yg notabene msh mlompong n bsanya hanya nyrimpeti perjuangan suci ini…YAA SAYYIDII KANJENG ROMO….’Alimnii wa Robbini…
Suka · Balas ·
Ghufron Efendi : Na’am Pak Yai Dim, Syukron katsiiiron tag & risalahnya, Jazaakumulloh khoir…
Yaa Sayyidii YaaRosuulalloh…
Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts…
Alfaatihah,,,,!
Suka · Balas ·
Turam Mutholib : Yaa sayyidii ya’ ayyuhal ghoust alfaatihaah
Batal Suka · Balas ·
Ady Setiyawan : SETIAP HARI BAPAK ADMAD DIMYATHI MEMBERIKAN WAWASAN SHALAWAT WAHIDIYAH N AJARANYA..
INSA ALLAH ORANG YG KONTRA SETIAP HARI MEMBACA PENJELASAN SHALAWAT WAHIDIYAH N AJARANYA…PASTI SUATU SAAT AKAN TERBUKA HATINYA DEREK BELIAU KANJENG ROMO KH.ABDUL LATIEF MADJID RA
Suka · Balas ·
Deguns Deguns :
ياسيدي يارسول الله… ياسيدي ياايهاالغوث
Batal Suka · Balas · 3 · 10 jam
Pitu Siji Pitu Ae : Ijin share yaii?
Suka · Balas ·
Ahmad Dimyathi : BOLEH ..SILAKAN… SEMOGA BESAR MANFAAT, BERKAH DAN ASRORNYA BAGI PERJUANGAN FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW…MKSIH JAZAA KUMULLOH.. AAMIIN….
Suka · Balas ·
Ahmad Dimyathi : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=404140339744588&set=a.111080522383906.20106.100004458751877&type=1&theater
Foto Ahmad Dimyathi.
Ahmad Dimyathi bersama Al Kusaeri dan 17 lainnya…Lihat Selengkapnya
Suka · Balas ·
Wardasim Fiqri Fiqri : Denah tempat mujahadah nisfussanah mojokerto jawa timur
Foto Wardasim Fiqri Fiqri.
Suka · Balas ·
Euis Masruroh :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُه
Pak dim, maaf ♍a̶̲̥̅̊υ̲̣ tanya ya ? Antara KH Mahrus Ali sma KH Marzuki Dahlan lirboyo Lbh dl sp ya? Mhn penjelasannya…
Ahmad Dimyathi : JAWAB, LEBIH DAHULU DAN LEBIH SEPUH KH. MARZUKI DAHLAN. BELIAU SAMA-2 MENANTUNYA MBAH YAI ABDUL MANAF PENDIRI PONPES LIRBOYO KEDIRI (TEMAN AKRAB MBAH YAHI MOHAMMAD MA’RUF RA PONPES KEDUNGLO), PONDOK LIRBOYO BARAT (LEBIH TUA) DAN PONDOK TIMUR (muda).
Suka · Balas ·
Yudi Jouglend : naudzubillahi mindzalik…itu bukti nyata pengontras mdah2an diampuni….tpi kelihatannya gk diampuni selama didunia ini ada yg ngontras…
Suka ·
Cak Smile Donk : Pak kyai Dim, secara pribadi saya kurang sependapat jika kondisi kyai mahrus dg sgl kelemahanya di share disini, apa lagi soal itu, ini akan menjadi preseden buruk dlm ukhuwah silaturahmi nantinya, cukup diceritakan bil alisan tdk harus di share spt ini, sulit saya bayangkan jk ada santri lirboyo dg segala taslimnya membaca share ini dan akan melakukan apa saja untuk “balas dendam” yg akhirnya bisa menghambat perjuangan kita, smg bapak diberi kebijakan dan pencerahan yg endingnya membuahkan kemaslahatan bagi kita semua, Aamiin…
Suka · Balas ·
Ahmad Dimyathi : KURANG SEPENDAPAT BOLEH-2 AJA..GPP… HAL BIASA PRO N KONTRA TU….
GA ADA MASALAH…MONGGO MAWON…MKSIH JAZAA KUMULLOH..AMIIN…
ALASAN SY : Zaman Mbah Yahi Qs wa Ra dan juga zaman Kanjeng Romo Yahi Ra saat ini GA ADA LARANGAN tuk menjawab secara terbuka atau secara umum tertulis seperti ini …
Zaman Mbah Yahi qs ws Ra dulu PSW Pusat dan Kyai Djazuli Yusuf pribadi membalas secara terbuka, secara tertulis bisa dibaca secara umum sebagai jawaban selebaran yg dibuat secara terbuka oleh Kyai Machrus, seperti postingan tar d bawah….
Zaman Kanjeng Romo Kyai Ra saat ini… perlu sy ceritakan kpd Anda semua …. tulisan n postingan kami di fb ttg Kyai Machrus temen kami personil PW Jabar yg bernama si Fulan tidak setuju kalo tulisan kami itu di tulis n di publikasikan d fb secara umum … kemudian si Fulan lapor ke PW Pusat dan direspon dngan cepat dimusyawarahkan di DPPW PUSAT … diprint n d foto copy ada 16 halaman folio penuh, hasil musyawarah ada yg pro dan ada yg kontra bila d publikasikan secara terbuka ….maka disowankanlah hal tsb ke Beliau Kanjeng Romo Kyai Ra. Beliau mendawuhkan gak ada masalah boleh2 aja di tulis secara terbuka di fb. Hal itu sy sbgai pribadi n personil PW Ptop Jabar diberitahu lewat telpon oleh Ketua DPPW PUSAT saat itu…
Alasan sy selanjutnya, kalo hanya diceritakan bil lisan sangat terbatas sehingga banyak orang yg ga tahu gmn sejarah yang sebenarnya hal Kyai Machrus, lebih-2 generasi muda yg akan datang PADA GA NGERTI SEJARAH Yg sebenarnya…
SEPERTI SEJARAH KYAI BARSESO, ABU JAHAL, ABU LAHAB, ALQOMAH, TSA’LABAH DLL. TU SEMUA JUGA DITULIS SECARA TERBUKA/UMUM, shngga bisa dibaca sejarahnya sampai generasi sekarang ini ).
Menurut pendapat sy manfaatnya lebih besar dari madhorotnya bila dibuka/ditulis/ dibicarakan secara umum…, sebab di daerah banyak sekali yg bertanya-tanya kenapa Kyai Machrus Lirboyo mengharamkan Sholawat Wahidiyah..? Apa alasannya, apa dasarnya dsb.
SEHINGGA HAL TSB. DAPAT MENJADI PENYEBAB TERHAMBATNYA PENYIARAN/PERJUANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH. Hal ini perlu dan harus sy jawab dan sy jelaskan secara umum/terbuka/ tertulis PERTANYAAN-2 TSB agar semua orang mengetahuinya apa sebabnya Kyai makhrus Ali melarangnya…, sehinnga mereka tidak bertanya-tanya lg ttg hal tsb…, sy tidak boleh hanya diam seribu bahasa MEMBISU …atas pertanyaan-2 tsb.., MAKA HARUS SY JELASKAN SEJARAH SEBENARNYA…melalui metode diskusi/tanya jawab seperti ini, ANDA BOLEH MENANGGAPI/BERKOMENTAR…SILAKAN AJA MAU KOMENTAR APA……, demikian ANDA SEMUANYA harap maklum… !!!.
MKSIH JAZAA KUMULLOH…AMIIN…
Suka · Balas ·
Nur Sis : Waspada.,.Wahidiyah itu kl dikontrasi dgn melebihi batas…izoo Malattiii lho…bukti bicara di mana2..trmasuk di Jember salah satux..banyak yg Kuwalat akibat kenemenen…Gethinge karo Wahidiyah iki…
Abiyan Lubang : 1.~ sejarah memang penting, namun jika terlalu mendramatisir sejarah, hemat saya tidak efektif.
2.~ memang ada pengamal yg sulit melepaskan diri dr sejarah/ kisah masa lalu, perlu diingat kondisi Wahidiyah saat ini berbeda dg masa-masa ketika Mbah Mahrus mengontras Wahidiyah, yg memang saat itu tensinya sebetulnya memang tensi Pribadi, bukan tensi agama, aqidah, maupun keimanan.
3.~ hemat saya, seharusnya kita lebih concern bagaimana memajukan perjuangan Wahidiyah kita, baik sisi pemahaman, keimanan, maupun Kelembagaan.
ketimbang terlalu dan selalu memikirkan, membahas pihak2 yg kurang setuju dg Wahidiyah(pengontras), karena sampai kapanpun hal tsb tetap akan ada.
4.~ memang pengontras harus kita hadapi, yg menyerang kita, harus kita tanggulangi, yg memfitnah harus kita luruskan.
namun bukan berarti kita menyerang balik Mbah Mahrus, menjelek-menjelekkannya dg kata-kata yg kurang pantas, seperti kata-kata dijantur.
5.~ saya mempunyai banyak teman alumni Lirboyo, memang banyak yg kontra dg Wahidiyah, namun banyak pula yg yg setuju dg Wahidiyah( mengamalkan Wahidiyah).
6.~ dulu ketika saya masih di Kedunglo, saya sering main/dolan ke PonPes Lirboyo, bahkan sering menginap di Gota’an santri Lirboyo. respon mayoritas santri lirboyo biasa-biasa saja, saya tidak pernah mendengar mereka menghujat Kedunglo, tidak pernah mendengar mereka menjelek-menjelekkan Mbah Yai Madjid Qs.
pernyataan mereka mengenai apa yg dahulu disampaikan oleh Mbah Yai Mahrus yg mengontras Wahidiyah adalah MERUPAKAN BAGIAN DARI SEJARAH DAN HAL ITU HARUS KITA PERBAIKI BERSAMA, SIAPAPUN BISA KHILAF DAN BERBUAT KESALAHAN.
7.~ saya dan Tokoh NU yg juga alumni Lirboyo di daerah/kabupaten kami pernah beberapa kali sowan kepada Kanjeng Romo Ra. beliau banyak dawuh mengenai sejarah hubungan Kedunglo dg Lirboyo mulai Zaman Mbah Yai Manaf sampai Zaman Mbah Mahrus dan Mbah Marzuqi Dhl. beliau juga dawuh bahwa sekarang – sekarang ini beliau banyak berkomunikasi dg tokoh-tokoh Lirboyo/Gus-Gus Lirboyo keturunan Mbah Marzuqi maupun Mbah Mahrus.
8.~ silahkan anda sekalian ambil sendiri kesimpulan dr poin 7 diatas, silahkan dimaknai dan ditafsiri sendiri.
9.~ ada prinsip dalam berargumen yg dimiliki para imam madzhab :
# pendapat/pandangan/tafsir saya
benar, tp bisa juga salah.
# pendapat/pandangan/tafsir anda
salah, tp bisa juga benar.
Nur Sis : Perdebatan….cilik2 an …kmarin gedhe2 an…wes q ra melu debhat kalie ini….cukup bagi q meluu Ngamalken Mawon Sholawate Sing Apick iki…dgn se baek2x aza
Suka · Balas ·
Abiyan Lubang : diskusi berbeda dg debat.
jika benar2 dewasa, diskusi tidak akan pernah jadi perdebatan, diskusi hanya sebatas menyampaikan pemikiran, pendapat dan pandangan.
debat terjadi jika menganggap pemikiran, pendapat, pandangan dan tafsir diri sendiri yg paling benar dan pendapat orang lain pasti salah.
Batal Suka · Balas ·
Nur Sis : Apapiun namax … …diskusi /debhaath…kali ini q ra meluu…focuussz ngamalin aza yg beneerr…
Suka · Balas ·
Euis Masruroh : Syukron pa’ dim..jazaakumullah..
Suka · Balas ·
Ady Setiyawan : SAYA SETUJU DENGAN PENJELASAN2 BAPAK AHMAD DIMYATHI BELIAU LEBIH BIJAK MEMANDANG MASA DEPAN PERJUANGAN WAHIDIYAH LEBIH JAUH…….JNGAN SAMPAI ANAK CUCU PENERUS PERJUANGAN WAHIDIYAH TIDAK MENGERTI SEJARAH KEBENARAN WAHIDIYAH…
FAFIRRUILALLOOH….
Suka · Balas ·
Ahmad Riyadi Nur Rohman g ada kebenaran yang hak kecuali untuk menyatukan umat dengal lillah billah•boleh berlomba2 dalam beramal tapi jangan mengalalkan segala cara•iri dengki fitnah•sebenarny kita punya penyakit iri dengki munafik n kafir makany semua manusia punya amalan2 …Lihat Selengkapnya
Suka · Balas ·
Tubagus Mas Ali Debah : Org spt Pa Dim hrs dilestarikan…
Abiyan Lubang : tp sy jg setuju dgn sampean hehh..
Suka · Balas ·
Mbahe Rawuh : YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOHI,’ ALAlKA ROBBlNII BI IDZNILLAHI; WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH,MUUSHILATIL-LILHADROTIL ‘ALIYYAH.
Suka · Balas ·
Siti Hafiyah :Asslmu’alaikum. …. mat pgi P.Yai Dimyathi. …. & dlur” sedoyo. kulo Nderek nyimak ke mawon……
Yaa sayyidii yaa Rosuulallah. .
Yaa sayyidii yaa ayyuhal Ghouts…….Lihat Selengkapnya
Suka · Balas ·
M Zainil M : semoga penjelasan tentang alm kyia mahrus tdk senang dg wahidiyah lebih gamblang dan jelas. bukan fitnah, agar masyarakat luas lbh mengerti tdk ada kata, katanya katanya. semoga alloh selalu membimbing kita ke jalan yg benar atas ridhoNya
Pitu Siji Pitu Ae Yaa sayyidi yaa RosulAlloh.kalau semuanya itu benar adanya mengapa di sembunyikan?
Ahmad Dimyathi : GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO BANGET SHOLAWAT WAHIDIYAH DISESATKAN (DIHARAMKAN),
Klik disin : http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
DALAM SAMBUTAN GUS DUR TERSEBUT, BELIAU MENDAWUHKAN :
“DULU ADA SEORANG KYAI GAK JAUH DARI SINI (KEDUNGLO) YANG MENYESATKAN (MENGHARAMKAN) SHOLAWAT WAHIDIYAH…….yang dimaksud Gus Dur dalam sambutannya tersebut tidak lain adalah KH. Mahrus Ali Lirboyo….. , SELANJUTNYA KATA GUS DUR : “KALAU DIA (KH. Mahrus Ali) BERANI TERAANG-2AN MENGATAKAN SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU SESAT (HARAM) KITA HARUS BERANI MENGATAKAN KAMU SENDIRI YANG SEBENARNYA SESAT DAN MENYESATKAN. MEREKA MENGATAKAN SESAT ITU KARENA KETIDAK TAHUANNYA ( karena kebodohannya )……..dst….”.
Mohammad Pacul ,;Perbedaan di kalangan umatku adalah rahmat,;begitu junjungan kita bersabda mudah2an perbedaan mengembangkan wawasan bukan melebarkan perpecahan selamat berjuang fafirru ilalloh warosulihi Saw.
Jijin Irawan maju terus pantang menyerah
Ahmad Riyadi Nur Rohman : semoga kemajuan kita hak•jangan mudah kena fitnah dajjal aamiin
Ahmad Dimyathi Aamiin…
Adrian Agustinus : Memang dimana2 sya mnemui pengontras wahidiyah kbanyakan juga alumni lirboyo.dan mgkin pengontras2 yg lain juga efek dari selebaran kyai.mahrus ali di masa lalu yg smpai skrg msih membekas.sampai yg tdk tau apa2 pun ikut2an mengklaim negatif trhdp wahidiyah.jadi sya sependapat dgn sjarah yg dituliskan pk.yai dimyati dgn niat meluruskan tuduhan2/fitnah dimasa lalu
Mbahe Rawuh fafirruilalloh
M Zainil M : meluruskan sejarah bukan fitnah, semoga yg hatinya hasut bs memahami arti sejarah yg sebenarnya. tanpa wahidiyah kita sulit menangisi dosa.
Suprapto : Becik ketitik olo ketoro.aku stuju sejarah dipublikasikan,sehingga umat,masyarakat memahami,mengenal,mengamalkan solawat wahidiyah.
Ghufron Efendi Maaf, benar Pak Yai Dim, dari dulu saya pribadi udah dengar tapi samar samar, dengan postingan seperti ini kita jadi tahu sejarah yg sebenarnya, dan selama ini buktinya blm pernah ada pengamal/anak pondok yg cerita sedetil ini.
Sekali lagi Syukroon lakum Pak Yai Dim, jazaakumulloh khoir…
Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh…
Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts…
Alfaatihah,,,!
Umi Arsini Saya setuju dgn P Yahi Dim
Yaa Sayyidii Yaa RasuulAlloh..
Ahmad Dimyathi DASAR DARI AL-QUR’AN DAN HADITSNYA MANA KOK BERANI-BERANINYA KYAI MAHRUS MELARANG MENGAMALKAN SHOLAWAT WAHIDIYAH…..ITU GA ADA DASARNYA… CUMA CEMBURU SOSIAL, MASALAH PRIBADI DAN IRI HATI, HASUD AJA ITU….. ORANG SEMACAM KYAI MAHRUS ALI ITU “KUWALAT”. MAKA PASTAS DISIKSA, DI JANTUR DI ALAM BARZAH SEPERTI JAMBU MENTE , DIA DIBAKAR DAN DISIKSA DENGAN SIKSAAN YG AMAT PEDIH SEKALI DI ALAM KUBURNYA…MERINTI-RINTIH KESAKITAN DAN MINTA MA’AF YG GA BISA DIBAYANGKAN PEDIH DAN PENDERITAANNYA…
BANYAK PENGAMAL WAHIDIYAH YG DIBERI PENGALAN SEPIRITUAL KETIKA ZAMAN MBAH YAHI MU’ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA MASIH SUGENG DULU….MEREKA PADA MELAPORKAN PERISTIWA ITU KE PUSAT DAN KE MBAH YAHI QS WA RA….TUK MEMINTAKAN MA’AF KYAI MAHRUS ALI KEPADA MBAH YAHI …KETIKA ITU….., GMN TANGGAPANNYA MBAH YAHI QS WA RA SAAT ITU …???.
Tnggapan Mbah Yahi Mu’allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra ketika itu sbb. : “KALAU SAYA SECARA PRIBADI SUDAH MEMA’AFKAN, TAPI SAYA GAK MAU BERTANGGUNG JAWAB KEPADA MASYARAKAT LUAS TERUTAMA PARA SANTRINYA YANG DIA SESATKAN SEBAB MENGHARAMKAN SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU, HAL ITU BISA DIMA’AFKAN APABILA DIA (KYAI MAHRUS ALI) MAU MENDATANGI SATU PERSATU SANTRINYA DAN MASYARAKAT LUAS YG DIA SESATKAN SECARA RUHANI DAN MENYATAKAN KEPADA MEREKA BAHWA SHOLAWAT WAHIDIYAH BOLEH KAMU AMALKAN DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU TIDAK HARAM”,….demikian tanggapan Mbah Yahi Qs wa Ra ketika itu….!!!.
TANGGAPAN KH. DJAZULI YUSUF TERHADAP SURAT SELEBARAN KH. MAHRUS ALI
TANGGAPAN KH. DJAZULI YUSUF TERHADAP SURAT KH. MAHRUS ALI
Dengan hormat perkenankan dengan surat ini saya sampaikan kehadapan Bapak, untuk maksud sebagai ganti shilatur rohmi pribadi saya kepada Bapak. Sehubungan beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 21 April 1985 saya telah menerima kiriman selembar foto copy surat yang berkop “PENGASUH PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI JAWA TIMUR” yang di sudut bawahsebelah kanan tertulis dengan huruf cetak “KH. Mahrus Ali” dan pada sudut kanan atas tertulis “28 Desember 1984”, surat ini saya terima dari salah seorang teman warga NU di Jawa Tengah yang ketepatan sebagai pengamal Sholawat Wahidiyah. Dan saudara tersebut meminta kepada saya supaya mau menanggapi isi foto copy surat yang dikirimkan itu dan selanjutnya supaya disampaikan kepada Bapak KH Mahrus Ali sesuai dengan bunyi kop surat dan tulisan cetak seperti saya sebut di atas.
Setelah saya pelajari foto copy surat tersebut isinya memang cukup mengejutkan saya yang ketepatan juga sebagai warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan kalau boleh saya katakan sangat menyinggung perasaan saya.Dan isya Allah juga perasaan warga NU di manapun yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Sebab di dalam foto copy surat itu pada pokoknya menyalahkan kepada amalan Sholawat Wahidiyah bahkan dikatakan bahwa bahwa ajarannya bertentangan dengan syari’at Islam dan lain sebagainya.
Oleh karena itu saya merasa terpanggil untuk mengabulkan permintaan saudara tersebut di atas untuk menanggapi surat yang dimaksud demi menghindarkan keresahan umat Islam pada umumnya dan khususnya dikalangan warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Mengingat warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya baik yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan bahkan yang di luar Jawa sekalipun.
Sebagai kelanjutan surat saya ini perkenankan saya ingin memetik (menukil) beberapa kalimat yang pada foto copy surat yang saya disebut di atas dan langsung saya nukil dengan menggunkan bahasa Indonesia sekalipun aslinya bahasa Jawa.
Di dalam foto copy surat itu disebut-sebut sebagai berikut :
1. “Bahwa Sholawat Wahidiyah itu dibuat-buat oleh KH Abdoel Madjid Ma’ruf sendiri dengan tidak ada isnad minal adillah dan Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Sebagai tanggapan saya dalam masalah tersebut :
a. Sholawat Wahidiyah memang betul ta’lifan (disusun) oleh Beliau KH Abdoel Madjid Ma’ruf. Dan apabila yang dikehendaki oleh Bapak dengan dibuat-buat itu dengan maksud lain sebagai meremehkan hasil karya seseorang, itu adalah hal yang tidak terpuji untuk dilakukan atau diucapkan oleh seorang Ulama besar seperti Bapak. Hal itu sama sekali tidak mendidik, bahkan menunjukkan berkecemuknya beberapa perasaan yang bertentangan dengan diri Bapak (hasud).
b. Pada kalimat “tidak ada isnad minal adillah”…
Apabila yang Bapak Maksudkan dengan isnad minal adillah itu silsilah yang muttashil kepada Rosulullah SAW, maka saya perlu memberikan penjelasan kepada Bapak agar Bapak lebih memahami masalah tersebut; Bahwa Sholawat itu tidak perlu dan tidak disyaratkan adanya isnad minal adillah. Karena sanadnya langsung kepada Rosulullah Saw.hal itu sebagaimana tersebut di dalam Hasyiyah Showi ‘alal Djalalaini juz III surat Al Ahzab sebagai berikut :
وَبِالجُمْلَةِ فَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْىِ وَسَلَّمَ تُوْصِلُ إِلَى اللهِ مِنْ غَيْرِ شَيْخٍ لِأَنَّ الشَّيْخَ والسَّنَدَ فِيْها صَاحِبُهَا لِأَنَّهَا تُعْرَضُ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُوْصِلُ عَلَى المُصَلِّى بِخِلاَفِ غَيْرهَا مِنَ الأذْكَارِ فَلاَبُدَّ فَيْهَا مِنَ الشَّيْخِ العَارِفِ وَإِلاَّ دَخَلَهَا الشَّيْطَانُ فَلاَ يَنْتَفِعُ صَاحِبُهَا بِهَا. وَصِيَغُ الصَّلاةِ كَثِيْرٌ لاَتُحْصَى وَأَفْضَلُهَا مَا ذُكِرَ فَيْهَا لَفْظُ الآلِ وَالصَحْبِ فَمَنْ تَمَسَّكَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ مِنْهَا حَصَلَ لَهُ الخَيْرُ العَظِيْمُ.
c. Dan apabila yang Bapak maksudkan isnad minal adillah itu dasar dan qo’idah syar’iyah itu pun perlu saya berikan penjelasan; sebab semua Sholawat baik yang ma’tsuroh (Sholawat yang langsung diajarkan oleh Rosulullah SAW) maupun yang ghoiru ma’tsuroh (selain dari Rosulullah SAW) seperti yang disusun oleh para ulama As Sholihin seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Badr, Sholawat Wahidiyah dan sebagainya. Isnad minal adillahnya langsung dari Al Qur’an dan Al Hadits seperti Firman Allah SWT dan sabda Rosulullah SAW tersebut dibawah ini :
قَالَ تَعَالَى : يَااَيُّهاالّّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوْا تَسْلِيْمًا (الأحزاب)
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه مسلم)
Atas dasar ayat Al Qur’an dan Al Hadits di atas, semua Sholawat dengan tidak terkecuali mempunyai kedudukan yang sama, sekalipun maziyah dan kegunaannya berlainan. Sebagaimana disebut dalam kitab Sa’datud Daroini halaman 373 sebagai berikut :
لِاَنَّ النّبِيِّ صَلَّى أَخْبَرَنَا بِأَنَّهُ يَسْتَحِقُّ ذَالِكَ فَاعِلُ مُطْلَقِ الصّلاَةِ وَلَمْ يُقَيِّدُ ذَالِكَ الإِسْتِحْقَاقِ بِكَوْنِ الصَّلاَةِ المَفْعُوْلَةِ هِىَ الصَّلاَةُ الَّتِى عَلَّمْنَا وَلَيْسَ مَعْنَى مُطْلَقِ الصَّلاَةِ المَذْكُوْرَةِ فِى الآيَةِ وَالأَحآدِيْثِ مُجْمَلاً حَتَّى يَتَوَقَّفُ عَلَى البَيَانِ. وَقَالَ بَعْدَمَا ذكر دلّ مَا تَقَدَّمَ عَلَى أَنَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ كَانَتْ مِنْ صيغ الصَّلاَةِ المَأْثُوْرَةِ أَوْ غَيْرهَا يَسْتَحَقُّ الأتى بِهَا الأجر المَوْعُوْد الوارِد فِى الأَحآدِيْثِ الصَّحِيْحَةِ
d. Pada kalimat “Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”
Bapak hendaknya sadar, bahwa Kediri warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya bisa juga sampai ribuan bahkan puluhan ribu. Apakah diantaranya sekian ribu itu tidak mungkin terdapat Ulamanya ?
Di samping itu Bapak perlu mengingat kembali tokoh dan Ulama besar NU seperti beliau Al Mukarrom Bapak KH. Wahab Hasbullah dimana pada waktu diadakan peringatan hari ulang tahun Sholawat Wahidiyah yang pertama di Pondok Kedunglo Kodya Kediri, beliau dalam pidato sambutannya antara lain menyebutkan :قَبِلْتُ إِجَازَتَكَ kepada bapak Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf.
Berarti Belaiu menerima ijazah Sholawat Wahidiyah dari Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf dan beliau menyetujui Sholawat Wahidiyah dijadikan amalan disamping amalan-amalan yang lain. Perlu Bapak Ketahui juga bahwa Beliau Al Mukarrom Al Marhum KH.Jazuly Pengasuh Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri Jatim.Beliau juga menerima Sholawat Wahidiyah dan semasa hidupnya juga ikut mengamalkanSholawat Wahidiyah bahkan beliau menganjurkan kepada para santrinya untuk ikut mengamalkan bukankah beliau-beliau itu Ulama-Ulama NU.
2. Disebut juga dalam foto copy surat tersebut di atas “bahwa di Pondok Pesantren Lirboyo para santri diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah sebab ajarannya bertentangan dengan syari’at yaitu KH.Abdoel Madjid Ma’ruf telah menanggung, barang siapa yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41 hari ditanggung besuk hari Qiyamat masuk surga sampai anak keturunannya. Ini namanya ujub bil amal dan itu termasuk minal kabaair”.
Kalimat-kalimat di atas perlu saya berikan beberapa tanggapan :
a. Pada kalimat “Ajarannya bertentangan dengan syari’at, yaitu KH. Abdoel Madjid Ma’ruf …… dst”.
Di sini Bapak menuduh seseorang dengan tanpa menunjukkan bukti. Dari mana Bapak dapatkan, sehingga Bapak berani berfatwa seperti itu ? Tuduhan kepada seseorang tanpa menunjukkan bukti adalah fitnah والفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ القَتْلِ . Hal yang demikian mestinya tidak boleh terjadi pada seorang muslim, lebih-lebih yang bertitel Ulama besar yang berpengaruh.
b. Sedang ajaran Wahidiyah pada intinya adalah LILLAH dan BILLAH yang dimaksud adalah SYARI’AT dan HAKIKAT (periksa dalam lembaran Wahidiyah). Dan masalah ini bukan masalah baru dalam Islam. Sebab dalam kitab Kifatul Atqiya’ halaman 9 sebagai berikut :
الشَّرِيْعَةُ وُجُوْدَ الأَفْعَالِ لِلَهِ وَالحَقِيْقَةُ شُهُوْدَ الأَفْعَالِ بِاللهِ
Padahal orang yang beramal dengan tidak menerapkan LILLAH dan BILLAH terkecam dan amalnya tidak diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai denga keterangan dalam kitab Hikam Lil Ibni ‘Ibad Juz II sebagai berikut :
كُلُّ عَمَلٍ لاَ إِخْلاَصَ فِيْهِ لَيْسَ بِاللهِ وَلاَ لِلّهِ مَرْدُوْدٌ عَلَى صَاحِبِهِ وَمَضْرُوْبٌ بِهِ وجْهِهِ وَبِهذا يَتَبَيَّنَ لَكَ غُرُوْر اكْثرِ الخَلْقِ فَى عُلُوْمِهِمْ وَاَعْمَالِهِمْ إِلاَّ مَنْ رَحِمَهُ اللهُ
c. Seterusnya Bapak menyebut-nyebut dengan kalimat “zaman 41 hari” …….
Dari sini menunjukkan bahwa Bapak belum pernah tahu Sholawat Wahidiyah. Sebab sepanjang yang saya ketahui selama + 21 tahun saya ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah, belum pernah saya menenui bilangan hari pengamalan 41 hari seperti yang Bapak sebut itu. Yang ada ialah 40 hari.Pada hal di dalam lembaran-lembaran Sholawat Wahidiyah yang berear di masyarakat luas bilangan itu tetap dicantumkan. Berarti Bapak hanya menerima berita kata orang (قِيْلَ وَقَالَ) . Sabda Rosulullah SAW sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : … وكره قيل وقال (رواه البخارى)
Tapi aneh sebelum Bapak mengetahui permasalahan secara detail, Bapak telah berani menjatuhkan fonis hukumnya, yaitu dengan kalimat “malah santri Lirboyo ……. Diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.”. Padahal menurut Kitab Sullam Taufiq mengharamkan sesuatu yang tidak haram menjadi MURTAD. Bapak mengharamkan pengamalan Sholawat Wahidiyah seperti tersebut di atas, jelas tidak berdasar kepada data yang konkrit, yang bisa dipertanggung jawabkan dan dengan dasar dalil syar’I dan hujjah yang wadlihah. Semata-mata hanya dengan khobar qila waqola (قيل وقال) dan ditunjang dengan rokyu Bapak. Alangkah bahayanya ?seperti disebut dalam Hadits berikut ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ فِى الدِّيْنِ بالرأي فَقَدْ اتهمنى. (رواه أبو نعيم عن جابر بن عبد الله) .قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعْمَلُ هَذِهِ الأُمَّةَ بُرْهَنَةُ بِكِتَابِ اللهِ ثُمَّ تَعْمَلُ بِسُنَّةِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تَعْمَلُ بِالرَّأْيِ فَإِذَا عَمِلُوْا بِالرَّأْيِ فَقَدْ ضَّلُوْا وَأَضَلُّوْا (رواه أبو نعيم عن أبى هريرة)
3. Selanjutnya dalam surat tersebut Bapak menuliskan duabuah Hadits untuk dasar bahwa Rosulullah SAW tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, lebih-lebih selain Rosulullah SAW. baiklah disini untuk lebih jelasnya hadits itu saya tulis kembali :
وَفِى الحَدِيْثِ : لَنْ يجنى أحدكم عمله قَالُوْا وَلاَ أَنْتَ يَارَسُوْلُ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ تَغَمَّدَنَى اللهُ بِرَحْمَتِهِ . وَفِى الصَحِيْحَيْنِ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ أَنْزَلَ عَلَيْهِ وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْنَ. فَقَالَ يَامعشر قُرَيْشٍ اشْتَرَوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَا بَنِى عَبْدِ مَنَاف لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاعَبَّاس عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاصَفيَّة عَمَّة رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَافَاطِمَة بِنْت رَسُوْلِ اللهِ سَلِيْنِى من مالى ما شِئْتِ لاَأَغْنِى عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا (إرشاد العباد : 116)
Pengertian Bapakseperti tersebut diatas, perlu saya berikan tanggapan yaitu pada Hadits yang pertama dan kedua adalah dasar untuk HAQIQOTUL AMRI, bukan seperti rokyu Bapak tersebut diatas. Adapun masalah syari’at atau lahiriyah seseorang tetap akan menerima balasan amalnya. Hal ini banyak disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
فَمْنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاه وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَراه (الزلزلة : 7-8)
إِنَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيْمِ (لقمان : 8)
Pada hadits kedua, kalau hanya sekedar kita baca leterleknya (lafadz-maknanya) seperti pemahaman Bapak itulah jadinya.Untuk itu marilah kita telaah kembali beberapa kitab yang mengupas makna hadits tersebut. Seperti di dalam Kitab Syawahidul Haq oleh Syaikh Yusuf Bin Ismail an Nabhani pada hal 496 beliau memberikan penjelasan sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلّ نَسَبٍ وَسَبَبٍ يَنْقَطِعُ يَوْمَ القِيَامَةِ إلاَّ نَسَبِى وَسَبَبِى (رواه بن عساكر عن ابن عمر وَقَدْ قَالَ تَعالَى (وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى) ولايرضيه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الا سعادة اقاربه الأَقْرب فالأقْرب وَإِنَّمَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ “لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا” تَعْظِيْمًا لِجَانِبِ الحَقِّ تَعَالَى.
Dan di dalam Tafsir Syowi dijelaskan mengenai Hadits tersebut sebagai berikut :
وَأَمَّا مَا مَرَّ مِنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةِ بِنْتِهِ أَنَا أَغْنِى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا فَهُوْ تَحْذِيْرٌ لَهَا مِنَ الكُفْرِ الَّذِى بِهِ تَنْقَطِعُ الأَنْسَابُ (حاشية لصاوى على الجلالين ثالث, لقمان)
Pada dasarnya Rosulullah SAW tetap bertanggung jawab dan mensyafa’ati kepada umatnya, lebih-lebih kepada keluarganya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : شَفَاعَتِى لأَهْلِ الكَبائرِ مِنْ أُمَّتِى (رواه احمد ونساء وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن جابر)
Pengarangan Kitab Syawahidul Haq memberikan penjelasan dalam masalah tersebut sebagai berikut :
كَيْفَ وَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْطَى الشَّفَاعَةَ فِى سَائِر النَّاسِ فَيَشْفَعُ فِى الأَبْعَدِيْنَ وَيَتْرُكُ قرباءه المؤْمِنِيْنَ ؟ هَذا مِمَّا لاَيَكُوْنُ وَلاَيَتَصَوَّرُهُ عَاقِل (شواهد الحق ص 497)
Sedang selain Rosulullah SAW dapat mensyafa’ati kepada selainnya. Seperti tersebut dalam hadits di bawah ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيَدْخُلُ الجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى أَكْثَرُ مِنْ بَنِى تَمِيْم (رواه احمد ونسائى وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن عبد الله )
Lebih-lebih Rosulullah SAW sebagai Sayyidul Anbiya’ wal mursalin wa Sayyidul kholqi ajma’in, apakah masih perlu diragukan syafa’at beliau ?na’udzubillahi min dzalik.
Untuk kalimat selanjtnya dalam foto copy itu saya tidak akan menanggapi, sebab pada dasarnya hanya merupakan kaitan dari kesimpulan yang Bapak dari ambil dari beberapa keterangan di atas. Ketidak ketelitian Bapak dalam menganalisa sesuatu permasalahan dan kurang cermatnya Bapak dalam menerapkan dalil terjadilah kesimpulan yang tidaktepat itu.
Al Faatihah … Mujshadah …