KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA, AL GHOUTS FII ZAMANIHI, SANG PENUNTUN, PUTRA KINASIH, PUTRA “NADZAR” DAN SANG PUTRA MAHKOTA, YANG TELAH MENJADI “RAJA/PAMONG/PENGASUH” DI KERAJAAN/PONPES KEDUNGLO AL-MUNADHOROH KEDIRI
( 1409-1442 H./1989-2020 M ).
801 – KISAH N PETUAH INSPIRATIF WA 082226668817
Mengenang 1000 Hari …
KISAH NYATA N PETUAH INSPIRATIF yang bnar2 pernah terjadi, yg perlu kita bertafakur (berfikir), bertadabur (merenungkan) dan bermuhasabah (melakukan perhitungan n penelitian) bersama dan perlu kita ambil pelajaran, pendidikan serta mutiara hikmahnya yg terkandung didalamnya.
Sebagai seorang Kyai pemangku Pondok Pesantren yg mashur dan terkenal di Jawa, Mbah KH. Abdul Madjid Ma’roef Mu’allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra Al-Ghouts Fii Zamanihi amat sangat mendambakan hadirnya seorang anak lelaki sebagai generasi penerusnya, sebagai penggantinya kelak, sebagai sang putra mahkota Ponpes Kedunglo, setelah empat anugerah anak perempuan sebelumnya. Bahkan konon Mbah Yahi QS wa Ra ada niatan akan nikah lg bila anak yg kelima ini perempuan lg.
Karenanya Mbah Nyai Ra sifat manusiawi ada ketakutan juga. Ketika Mbah Nyai Shofiyyah Ra sedang mengandung putra kelimanya, Mbah Yahi Abdul Madjid Qs wa Ra dan Mbah Nyai Ra semakin mendekatkan diri kepada Alloh SWT riyadhoh mati-matian, dengan sungguh-sungguh memohon agar bayi kelimanya nanti lahir seorang laki-laki yang cerdas, handal, militan dan mumpuni serta mampu memimpin ummat sbg generasi penerus ayahnya.
Mbah Nyai Madjid Ra meski dalam kondisi mengandung, Beliau tak putus-putusnya “MERES MOTO MLINTIR USUS” banyak melek/jaga waktu malam hari dan berpuasa selama 9 bulan pada siang harinya , meriayadhoi anak yang lagi dikandungnya. Bahkan Mbah Nyai Ra sampai mengucap nadzar :
“KALAU ANAK YANG KUKANDUNG INI LELAKI, MAKA SETIAP HARI KELAHIRANNYA AKAN AKU BUATKAN KETAN KUNING TUK SYUKURAN DAN SELAMETAN”.
Riyadhoh dan permohonan yang mempeng dan bersungguh-sungguh sepenuh jiwa raga yanga amat lama dan melelahkan tersebut akhirnya membuahkan hasil manis, benar-benar diijabah Alloh SWT.
Maka pada hari JUM’AT LEGI tepatnya tanggal 15 AGUSTUS 1952, 2 hari sebelum Peringatan Kemerdekaan RI ke 7, tgl 17 Agustus 1952 sang jabang bayi lelaki yang amat sangat dinanti-nantikan, juga sangat dirindukan yg luar biasa itu lahir ke dunia. YANG KELAK BAYI YANG BARU LAHIR TERSEBUT MENJADI “RAJA/ PAMONG/PENGASUH” DI PONPES KEDUNGLO AL-MUNADHOROH KEDIRI, melanjutkan kepemimpinan ayahhandanya sbg Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pengasuh Ponpes Kedunglo Al Munadhoroh.
Mbah Yahi Abdul Madjid Ma’roef Qs wa Ra ramandanya menamai putra “KINASIH” lelaki pertamanya dengan nama “ALI FIKRI”, yang arti menurut bahasa sbb. :
ALI = mulia, Terhebat, tertinggi, teragung , Maha besar, Pelayan, mengangkat, menaikkan, Tinggi, Putra yang terpuji..
FIKRI = Bijak, pandai, pemikir ULUNG.
ALI FIKRI = Putra yang terpuji, mulia, bijak, pandai, PEMIKIR ULUNG.
Namun karena sering sakit, kakek si bayi tersebut yakni Hadlrotusy- Syeh Mbah KH. Mohammad Ma’roef Ra Pendiri Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhoroh kurang setuju dengan nama pemberian Bapaknya. Kemudian Mbah Yahi Ma’roef Ra memberi nama bayi yg tampan rupawan tersebut dengan nama “ABDUL LATIF”, yang arti menurut bahasa sbb. :
ABDUL = bentuk pendek dari Abdullah,
Penolong, Pelayan, Hamba ALLAH
LATIF = Lembut, cantik, Ramah dan lembut, baik hati, jantan, menyenangkan, Unik, cantik, , baik, pemberani, (bentuk lain dari Lathief, Latifa).
ABDUL LATIF = Hamba Alloh yg lembut, cantik, ramah, baik hati, unik, menyenangkan, dan pemberani.
عبدالّطيف = هو من يطوف بعباده لكونه بصيرا بمواقع الّطف إدراكه فيكون مطالعا على البواطن وواسطتا للطف الحقّ بعباده وأمداده وهم لا يشعرون به للطفه بتجلّ الإسم الّطيف فيه وهو الّذى لا تدركه الأبصار
كتاب جامع الأصول فى الأولياء
Abdul latif = Beliau adalah seorang yg kasih sayang lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya, karena beliau melihat serta mengetahui situasi dan kondisi bathiniyah seseorang dengan meletakkan sifat kasih sayangnya dengan halusnya penalaran dan pemikiran beliau, maka beliau melihat atau menembus rahasia rahasia bathiniyah dan beliau juga sebagai perantara untuk memancarkan kasih sayangnya Alloh trhadap hamba-hamba-Nya serta sbg perantara untuk memelihara atau mendidik hamba-hamba tersebut.dan kebanyakan mereka tidak mengetahui keberadaan beliau, karena halusnya beliau dgn nampaknya nama Al-Latif pd diri beliau, dn beliau adalah seseorang yg tidak mampu untuk dilihat dgn mata dzohir (lahiriyahnya saja). (kitab Jamiul ushul fil Auliya’ hal 13)
Konon, saking gembira, bahagia dan cintanya kepada putra “KINASIH” lelaki pertamanya ini, Mbah Nyai Madjid Ra hampir tak pernah lepas dan pisah sedetikpun dengan bayinya, kapanpun dan dimanapun selalu bersamanya. Kapanpun dan dimanapun Beliau Mbah Nyai Ra pergi, GUS ABDUL LATIF selalu dekat dan ada di gendongannya.
Ketika itu, Mbah Yahi Qs wa Ra dan Mbah Nyai Ra sering kali kepala Gus Abdul Latif Madjid dibelai, ditiup dan diusapnya dengan penuh cinta kasih dan penuh kasih sayang setelah dibacakan do’a-doa dan asma’-asma’.
Menurut penuturan salah satu keluarga Ndalem Ning Tutik Indiyah Madjid, sampai akhir hayat Mbah Nyai Madjid Ra masih selalu melaksanakan nadzarnya, yakni syukuran dan selamatan dengan membuat KETAN KUNING setiap JUM’AT LEGI hari kelahiran Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra – Al-Ghouts Fii Zamanihi – Pengasuh Perjuangan Wahidiyah – Sang Raja Kerajaan Kedunglo Al-Munadhoroh Kediri Jawa Timur zaman ini.
Insya Alloh, dan mari kita selalu berdo’a, semoga Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhoroh pada suatu saat nanti akan menjadi sebuah “KERAJAAN” yang jaya, sangat besar dan masyhur diseluruh penjuru dunia. Amiin !. Insya Alloh !.
Demikian sekilas KISAH NYATA dan PETUAH INSPIRATIF yang sekali lagi perlu kita tafakur (berfikir), tadabur (merenungkan) fan Muhasabah (melakukan perhitungan) bersama dan perlu kita ambil pelajaran, pendidikan serta mutiara hikmahnya KISAH yg terkandung didalamnya…..yg kami beri judul :
Mengenang 1000 Hari ……….
KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA, AL GHOUTS FII ZAMANIHI, SANG PUTRA KINASIH, PUTRA “NADZAR” DAN SANG PUTRA MAHKOTA, YANG TELAH MENJADI “RAJA/PAMONG/PENGASUH” DI KERAJAAN/PONPES KEDUNGLO AL-MUNADHOROH KEDIRI”.
( 1409-1442 H./1989-2020 M ).
Beliau Kanjeng Romo Kyai Qs wa Ra wafat pada hari Senin tanggal 23 November 2020 M. /08 Rabiul Akhir 1442 H.
Semoga tulisan ini besar manfaat, berkah dan asrornya bagi kita semuannya, sehinnga kita semakin TASLIM, semakin meningkat rasa hidmah n mahabbah dlm perjuangan.
Salam ikroman wa ta’dziiman wa mahabbatan kami dumateng Panjenengan Kanjeng Romo Kyai Ra. Saya mohon barokah, karomah n ridho Panjenengan, juga saya mohon n memohonkan ampunan n ma’af kami sekeluarga, ugi konco2 n dulur-2 seluruh pengamal dumateng Panjenengan Dalem Kanjeng Romo Kyai Abdul Latif Madjid Qs wa Ra. Terima kasih jazaa kumullohu khoirooti wa sa’aadaatid dun-ya wal aakhiroh Kanjeng Romo Kyai.
AL- FAATIHAH 3 x
YAA AYYUHAL-GHOUTSU SALAAMULLOOH ” #
‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH ” #
MUUSHILATIL LIL-HADLROTIL’ALIYYAH (3x)
Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman, kepangkuan-MU salam Alloh kuhaturkan
Bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh
Dan arahkan pancaran sinar Nadroh-MU kepadaku Duhai Yaa Sayyidii
Radiasi batin yang mewusulkan aku sadar kehadirat Maha Luhur Tuhanku
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS …7 X…
Duhai Pemimpin kami Duhai Ghoutsu Hadzaz Zaman ..
Al- Faatihah…!.
Posted by Ahmad Dimyathi S Ag
